A.
Konsep Manajemen Perpustakaan
Manajemen
menurut Yusuf (1996:32) yakni proses kegiatan dari seseorang pimpinan (manager) yang harus dilakukan dengan
melalui orang lain sebagai sumber tenaga kerja, serta memanfaatkan
sumber-sumber lain dan waktu yang tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya.
Selanjutnya layanan khusus merupakan kegiatan atau fasilitas untuk menunjang dan
membantu secara tidak langsung kegiatan sekolah. Jadi manajemen layanan khusus
merupakan penataan semua sumber (manusia dan non manusia), dalam rangka
penyelenggaraan layanan secara khusus, untuk mencapai tujuan lembaga/sekolah
secara lebih optimal. Menurut Yusuf dan
Suhendar (2007:1) menyatakan bahwa “perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu
tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan, dan
penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi baik yang tercetak maupun
yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film,
kaset, tape recorder, video, komputer
dan lain-lain”. Menurut Supriyadi (1986:1) menyatakan bahwa “perpustakaan
merupakan “unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang
dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh
pemakainya sebagai sumber informasi”. Menurut Bafadal (2011:2) ciri
perpustakaan ialah sebagai berikut.
1. Perpustakaan
merupakan suatu unit kerja
Adanya
perpustakaan tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan unit kerja dari suatu
bagian atau lembaga tertentu.
2. Perpustakaan
mengelola sejumlah pustaka
Bahan
pustaka yang ada dalam perpustakan tidak hanya berupa buku-buku, tetapi juga
non buku seperti brosur, micro film,
peta, globe, gambar-gambar. Bahan-bahan pustaka tersebut tidak hanya disimpan melainkan disusun dan
dikelola seperti Diinventarisasi dan diklasifikasi secara sistematis, dibuatkan
kartu katalog, dilengkapi nomor buku, label buku, kantong buku, kartu buku
sehingga siap dipinjamkan kepada siapa saja yang membutuhkan, khususnya anggota
peprustakaan
3. Perpustakaan
harus digunakan oleh pemakai
Tujuan
pengelolaan pengaturan bahan-bahan
pustaka tidaklah lain adalah agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh
pemakai. Pemakai atau anggota perpustakaan tergantung sesuai unit kerjanya.
4. Perpustakaan
sebagai sumber informasi
Perpustakaan
tidak hanya sekumpulan tumpukan buku tanpa ada gunanya, namun tumpukan buku
yang dikelola dengan baik yang mampu memberikan informasi bagi setiap yang
memerlukannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan
sarana tempat menyimpan koleksi bahan pustaka baik itu fiksi maupun non fiksi
yang penggunaannya ditujukan baik masyarakat, lembaga pendidikan maupun lembaga
non pendidikan. Sedangkan manajemen layanan khusus perpustakaan merupakan
penataan semua sumber (manusia dan non manusia) dalam rangka penyelenggaraan
layanan secara khusus dalam unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi
bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu
untuk digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan lembaga/sekolah secara
lebih optimal.
Perpustakaan sendiri sangatlah penting guna menunjang proses pembelajaran disekolah. Peserta didik diharapkan mampu memecahkan suatu masalah dengan pergi keperpustakaan untuk membaca dan membandingkan teori-teori yang dipelajari. Ataupun sebagai sumber kajian untuk kegunaan penelitian dan refrensi. Peserta didik juga dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada agar mereka lebih memahami pengetahuan-pengetahuan yang sudah diberikan oleh guru mereka. Disamping perpustakaan sebagai sarana pengetahuan dan sumber informasi, perpustakaan juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana rekreatif agar memunculkan minat peserta didik untuk mengunjungi perpustakaan dengan cara menyediakan berupa bahan pustaka non material yaitu seperti majalah, buku-buku ceria dan novel. Serta mendesain ruang dan isi perpustakaan yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi oleh pemakainya.
Perpustakaan sendiri sangatlah penting guna menunjang proses pembelajaran disekolah. Peserta didik diharapkan mampu memecahkan suatu masalah dengan pergi keperpustakaan untuk membaca dan membandingkan teori-teori yang dipelajari. Ataupun sebagai sumber kajian untuk kegunaan penelitian dan refrensi. Peserta didik juga dapat mengikuti perkembangan ilmu yang ada agar mereka lebih memahami pengetahuan-pengetahuan yang sudah diberikan oleh guru mereka. Disamping perpustakaan sebagai sarana pengetahuan dan sumber informasi, perpustakaan juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana rekreatif agar memunculkan minat peserta didik untuk mengunjungi perpustakaan dengan cara menyediakan berupa bahan pustaka non material yaitu seperti majalah, buku-buku ceria dan novel. Serta mendesain ruang dan isi perpustakaan yang menarik dan nyaman untuk dikunjungi oleh pemakainya.
B.
Tujuan,
Fungsi, dan Manfaat Perpustakaan
Menurut
Yusuf dan Suhendar (2007:3) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik
membaca para siswa. Membantu menulis kreatif bagi para sisswa dengan bimbingan
guru dan pustakawan.Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.
Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan
kurikulum. Mendorong, menggairahkan, memeliharah dan memberi semangat membaca
dan semangat belajar bagi para siswa. emperluas, memperdalam, dan memperkaya
pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang
mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.
Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca,
khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan,
seperti fiksi, cerpen dan lainnya.
Menurut
Supriyadi (1986:1) menyatakan bahwa “tujuan perpustakaan adalah untuk
menyimpan, mengelola, menggunakan dan menyebarkan sumber informasi guna
kepentingan pemakainya.” Menurut Prastowo (2012:50) Sepanjang sejarah manusis
perpustakaan telah dijadikan tempat penyimpanan hasil pemikiran manusia. Hasil
pemikiran tersebut dilestarikan dalam bentuk informasi tertulis, dicetak ataupun
direkam dalam berbagai media. Media itulah yang disimpan oleh perpustakaan.
Sesungguhnya perpustakaan didirikan dengan beberapa tujuan seperti :
1. Untuk
tempat penyimpanan
Dalam hal ini perpustakaan bertugas
menyimpan karya-karya manusia seperti buku dalam arti luas (mencakup bentuk
cetak atau grafis, non cetak, bentuk elektronik dan lain-lain yang diterimanya)
2. Untuk
penelitian
Di dalam
menunjangprogram penelitian ini perpustakaan bertugas menyediakan daftar buku,
daftar artikel, majalah ilmiah, membuat/menyusun abstrak tulisan-tulisan ilmiah
seperti laporan penelitian, disertasi maupun artikel majalah, dan sebagainya.
3.
Untuk sumber informasi
Informasi ini
disampaikan kepada pemakai perpustakaan baik atas permintaan pengguna atau
bahkan tanpa diminta. Perpustakaan biasanya menyediakan informasi atas
permintaan pengguna seperti penelusuran literatur, penyebaran informasi
terseleksi dan lain-lain.
4.
Untuk pendidikan
Perpustakaan berperan
sebagai pendidikan sumur hidup. Misalnya, seseorang yang telah meninggalkan
bangku sekolah/kuliah dapat terus melakukan proses belajar di perpustakaan. Di
situ ia dapat mengembangkan pengetahuannya, wawasannya serta kemampuan lainnya
untuk menunjang profesi dan pekerjaannya.
5.
Untuk pemeliharaan
budaya
Dalam hal ini perpustakaan bertugas memelihara budaya
manusia, yaitu di tempat manusia berada. Sebagai pemelihara budaya, biasanya
perpustakaan mengumpulkan koleksi berupa bahan bacaan yang dapat meningkatkan
apresiasi budaya masyarakat. Perpustakaan khususnya perpustakaan umum juga
sering mengkoleksi bacaan-bacaab hiburan ringan, seperti fiksi, novel, roman
dan sebagainya. Dalam hal ini perpstakaan tersebut bertindak sebagai tempat
rekreasi.
Menurut Supriyadi (1986:1) fungsi perpustakaan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1.
Sebagai pusat ilmu
pengetahuan, artinya di perpustakaan dapat diperoleh berbagai ilmu pengetahuan
yang terdapat dalam koleksinya.
2.
Sebagai pusat
informasi, maksudnya di perpustakaan dapat diperoleh berbagai keterangan yang
berhubungan dengan sarana perpustakaan itu.
3.
Sebagai pusat belajar,
artinya di perpustakaan orang dapat mengembangkan pengertian, pengetahuan dan
kemampuannya.
4.
Sebagai pusat
penelitian literature, artinya penelitian dapat dilakukan dengan mengolah
informasi yang ada di perpustakaan sebagai data.
5.
Sebagai pusat
“rekreasi”, maksudnya dengan menggunakan koleksi yang ada di perpustakaan maka
pengisian waktu luang dan selingan dapat dilaksanakan
Fungsi perpustakaan sekolah Menurut Bafadal (2011:5) terdapat lima fungsi
perpustakaan yaitu;
1.
Fungsi edukatif
Disediakannya buku-buku
fiksi maupun non fiksi diperpustakaan guna membiasakan pesertadidik belajar
mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok.
Penyediaan bahan pustaka relevan dengan kurikulum yang ada disekolah sehingga
dapat menunjang penyelenggraraan pendidikan disekolah.
2.
Fungsi informatif
Perpustakaan sebagai
informatif tidak hanya menyediakan bahan
buku fiksi saja melainkan bukan berupa buku seperti majalah, bulletin,
pamphlet, artikel, peta, bisa juga dengan menambahkan proyektor, televise dan
vide tape recorder guna terlangsungnya fungsi perpustakaan sebagai pusat
informasi.
3.
Fungsi tanggung jawab
adiministratif
Berlangsungnya proses
tata cara peminjaman, pengembalian buku dalam perpustakaan yang dicatat oleh
pustakawan. Dalam perpustakaan diatur bagaimana peserta didik masuk harus
menggunakan kartu anggota/kartu pelajar, tidak diperbolehkan membawa tas, tidak
diperkenankan menggangu teman atau rebut
sendiri, serta peserta didik yang meminjam buku misalnya buku itu hilang
maka peserta didik harus menggantinya dengan buku yang sama atau dengan cara
dibelikan ketoko buku dan jika nterlambat mengemabalikan buku maka peserta
didik didenda sesuai peraturan yang yang ditetapkan lemabaga tersebut. Proses
tersebut mendidik peserta didik kearah tanggung jawan dan membiasakan peserta
didik bersikap dan bertindak secara administratif.
4.
Fungsi riset
Terkumpulnya bahan
pustaka digunakan untuk bahan riset yaitu mengumpulkan data yang diperlukan
oleh pemakainya. Contoh seorang murid meneliti orang-orang abad ke 17 maka
peserta didik melakukan riset literature
dengan membaca bahan pustaka yang relevan
5.
Fungsi rekreatif
Adanya perpustakaan
sebagai fungsi rekreatif . dimana peserta didik ingin mengetahui keindahan
suatu kota maka ia tidak perlu pergi keluar, peserta didik dapat membaca
bahan-bahan pustaka yang telah disediakan oleh perpustkaan tersebut. Selain itu
untuk mengisi waktu luang peserta didik dapat mengunjungi perpustkaan pada saat
jam istirahat dengan membaca bahan pustaka
Dari
kelima fungsi perpustakaan di atas, banyak sekali kegunaan perpustakaan itu
sendiri tidak sebagai fungsi edukatif saja melainkan sebagai fungsi rekreatif
bagi peserta didik tersebut, untuk memunculkan minat peserta didik agar mau
mengunjungi ialah dengan membudayakan membaca dan mendesain perpustakaan
semenarik mungkin agar peserta didik tersebut dapat mengemabangkan
pengetahuannya lebih luas dengan cara mengisi waktu luang dan istirahat dengan
membaca diperpustakaan.
Menurut
Bafadal (2011:5) Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perpustakaan
yaitu (Bafadal, 2011:5)
1.
Perpustakaan sekolah
dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap membaca.
2.
Perpustakaan sekolah
dapat memperkaya berpengalaman belajar peserta didik.
3.
Perpustakaan sekolah
dapat menanamkan kebiasaaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu
belajar mandiri
4.
Perpustakaan dapat
mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca
5.
Perpustakaan sekolah
dapat mambantu perkembangan sekolah
6.
Perpustakaan sekolah
dapat memperlancar peserta didik dalam menyelesaikan tugas
7.
Perpustakaan sekolah
dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran
8.
Perpustakaan sekolah
dapat membantu peserta didik, guru, anggota staf dalam mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa adanya perpustakaan memberikan berbagai manfaat bagi sekolah.
Oleh karena itu, sekolah hendaknya menyediakan perpustakaan sebagai sarana
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
C.
Prinsip-Prinsip
Perpustakaan
Menurut
Supriyadi (1986:16) prinsip pokok dalam menyelenggarakan perpustakaan sekolah
yaitu:
1. Penyelenggaraan
perpustakaan diintegrasikan dengan kurikulum. Maksudnya bahwa perpustakaan
hendaknya diselenggarakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Segala
buku dan koleksi yang disediakan harus sesuai dengan kebutuhan belajar anak dan
kebutuhan mengajar.
2. Perpustakaan
diselenggarakan secara sederhana tapi menarik. Karena pada umumnya biaya
merupakan pembatas yang sukar diatasi, maka kesederhanaan perlu dipegang.
Artinya, tata administrasi perpustakaan baik dalam pengelolaan baik dalam
pengolahan koleksi, pengadaan koleksi, tata peminjaman dan pengembalian
dilaksanakan secara sederhana tetapi tidak mengurangi ketelitian dan kecepatan
pelayanan. Dengan tahap sederhana inilah dapat dikembangkan perpustakaan yang
lebih baik dan lebih sempurna. Sedangkan prinsip “menarik” dimaksudkan bahwa
perpustakaan disajikan untuk anak-anak yang usia dan sifat perkembangannya
masih sangat senang kepada hal-hal yang menarik.
3. Perpustakaan
diselenggarakan dengan partisipasi murid dan guru. Maksudnya, bahwa murid dan guru hendaknya diikutsertakan
secara aktif dalam pengelolaan perpustakaan secara langsung. Guru diajak ikut
serta memikirkan rencana yang perlu dibeli. Mencari sumber biaya perpustakaan,
dan lainnya. Bagi murid mungkin akan lebih menguntungkan apabila diikutsertakan
dalam pengaturan ruangan, membantu proses peminjaman dan pengembalian secara
bergilir.
4. Perpustakaan
harus memperhatikan perkembangan anak. Untuk memilih koleksi yang akan
disajikan diperpustakaan, seleksi ketat harus dilaksanakan. Koleksi yang akan
dibaca anak harus disesuaikan dengan perkembangan, kecakapan maupun daya
persepsi anak.
5. Perpustakaan
hendaknya diselenggarakan oleh seorang guru. Agar perpustakaan benar-benar
dapat integreted dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka sebaiknya
perpustakaan dikelola oleh seorang guru. Dengan demikian ia akan mengetahui
dengan pasti kemana perpustakaan akan diarahkan, bagaimana hubungannya dengan
kurikulum dan bagaimana menggunakannya secara efisien.
Kegiatan
perpustakaan perlu dikelola berdasarkan prinsip-prinsip tersebut agar dapat
memperoleh manfaat secara maksimal. Keberhasilan perpustakaan akan dicapai
apabila perpustakaan diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip tersebut.
D.
Pengelolaan
Perpustakaan Sekolah
Kegiatan
pengelolaan perpustakaan sekolah dilaksanakan terhadap dua jenis layanan yang
terdapat di perpustakaan. Layanan pertama yaitu layanan teknis yang terdiri
dari kegiatan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka. Layanan yang kedua yaitu
layanan pembaca yang terdiri dari dari layanan sirkulasi, layanan referensi,
layanan membaca, dan tata tertib, serta pemeliharaan bahan pustaka.
1.
Layanan
Teknis
Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, layanan teknis terdiri dari kegiatan pengadaan dan
pengelolaan bahan pustaka. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
kegiatan tersebut.
a. Pengadaan
Bahan Pustaka
Menurut
Rahayuningsih (2007:14) “pengembangan koleksi perpustakaan adalah suatu
kegiatan yang bertujuan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan”.
Dalam hal ini kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan pengadaan bahan
perpustakaan”. Menurut Sumantri (2006:29) menyatakan bahwa “pengadaan bahan
pustaka adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi
hendaknya harus relevan dengan permintaan dan kebutuhan peminjam serta
kelengkapan aktual”. Pemilihan bahan
pustaka harus berdasarkan maksud dan tujuan dari lembaga yang bersangkutan,
yaitu dapat menunjang proses pembelajaran. Pengadaan bahan pustaka dapat
dilaksanakan melalui berbagai cara yaitu melalui kegiatan pembelian,
tukar-menukar, hadiah, sumbangan, titipan, ataupun menerbitkan sendiri.
Menurut Lasa
(2007:64) menyatakan bahwa dalam pengadaan koleksi perpustakaan sekolah
diperhatikan beberapa pertimbangan, antara lain:
1) Kebijakan
kepala sekolah dalam memperhatikan saran para guru, komite sekolah, petugas
perpustakaan, karyawan dan siswa.
2) Penetapan
anggaran rutin nonrutin. Sekecil apapun anggaran perpustakaan akan berpengaruh
terhadap pengembangan perpustakaan itu sendiri. Anggaran ini digunakan untuk
pengadaan buku, langganan majalah atau surat keluar, dan lainnya.
3) Adanya
kerja sama dengan pihak lain dalam pengadaan seperti bekerjasama dengan
penerbit, LSM, perpustakaan daerah, yayasan atau organisasi keagamaan.
Pengadaan
bahan pustaka, hendaknya meminta saran, baik kepada kepala sekolah, guru, dan
kepada siswa yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dilakukan
secara langsung apabila pustakawan menghubungi pihak-pihak yang akan dimintai
saran, sedangkan secara tidak langsung dilakukan melalui kotak saran yang
disediakan.
Ketika
melaksanakan kegiatan pengadaan, kegiatan pemilihan koleksi merupakan hal yang
tidak dapat dipisahkan. Kegiatan pemilihan koleksi bahan perpustakaan merupakan
tugas yang sulit karena diperlukan pengetahuan yang luas tentang buku yang
dipilih. Menurut Budi (2007) pedoman umum yang perlu diperhatikan dalam
pengadaan seleksi bahan pustaka yaitu:
1) Disesuaikan
dengan kebutuhan dan permintaan dari masyarakat yang dilayani serta disesuaikan
dengan tujuan dan fungsi perpustakaan yang bersangkutan.
2) Dipilih
untuk masyarakat yang dilayani tanpa membedakan golongan, agama, aliran
politik, etnis, keadaan sosial dari pembaca.
3) Membawa
manfaat kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti positif, baik
inspirasi, informasi, maupun rekreasi.
4) Hindarkan
pengaruh pribadi dari pustakawan atau sekelompok orang saja.
5) Memenuhi
syarat atau kualitas pustaka yang baik, antara lain otoritas pengarang,
reputasi pengarang, penerbit, isi, penyajian, susunan, edisi, fisik buku, dan
lain-lain.
6) Menggunakan
alat bantu sebagai sumber informasi dalam seleksi atau bekerjasama dengan
panitia perpustakaan, dewan pemilihan buku lembaga yang bersangkutan dengan subject specialist.
Menurut
pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan koleksi bahan pustaka
hendaknya dilakukan bersama-sama antara petugas perpustakaan dan guru, terutama
bila bahan pustaka yang hendak diadakan menyangkut bidang studi tertentu.
b. Pengolahan
Bahan Pustaka
Menurut
Sumantri (2006:33) menyatakan bahwa “pengelolaan bahan pustaka adalah suatu
kegiatan dalam rangka mempersiapkan bahan pustaka dengan suatu sistem agar
mudah dan cepat dalam mencari dan menemukan bahan pustaka yang diperlukan”.
Pengolahan bahan pustaka terdiri dari kegiatan inventarisasi bahan pustaka,
klasifikasi bahan pustaka, labelling,
dan shelving bahan pustaka.
Kegiatan
pertama yang dilaksanakan dalam pengolahan bahan pustaka adalah inventarisasi.
Menurut Tim Pustakawan Baperpus Jatim (2006:19) menyatakan bahwa “inventarisasi
bahan pustaka adalah suatu kegiatan pencatatan suatu keterangan atau data
setiap bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan ke dalam buku inventaris
atau buku induk”. Menurut Saputri (2009:27) menyatakan bahwa “langkah-langkah menginventarisasi
buku: 1) pemeriksaan, 2) pemberian stempel buku, 3) pemberian nomor buku”.
Adanya inventarisasi akan diketahui bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan.
Langkah kedua
yaitu melaksanakan klasifikasi bahan pustaka, menurut Bafadal (2011:51)
menyatakan bahwa “klasifikasi buku adalah suatu proses memilih dan
mengelompokkan buku-buku perpustakaan sekolah atau bahan pustaka lainnya atas
dasar tertentu serta diletakkan secara bersama-sama di suatu tempat”. Menurut
Supriyadi (1986:16) dengan demikian orang dapat menggolongkan koleksi dengan
melalui beberapa cara, misalnya: Menurut bentuk fisiknya (buku, majalah, surat
kabar, piringan hitam dan sebagainya); Menurut kegunaannya (koleksi referens,
koleksi thesis dan skripsi, koleksi perpustakaan sekolah dan sebagainya);
Tetapi ada pula dan kebanyakan lebih menyukai cara ini ialah menggolongkan
koleksi menurut isi atau subyeknya.
Langkah ketiga
yaitu labeling, menurut Saputri
(2009:33) menyatakan bahwa “label
diberikan untuk mempermudah pengelompokan dokumen sesuai dengan subyeknya
masing-masing di rak”. Jika semua bahan pustaka telah dibuatkan katalog,
kemudian dilakukan pemberian label yang terdiri dari melengkapi kartu buku,
etiket buku, lembar kembali, dan kantong buku. Perlu diperhatikan setiap
langkah-langkahnya untuk mempermudah proses pengolahan bahan pustaka. Selain
dilaksanakan labeling juga dilaksanakan penyelesaian akhir, yaitu dkegiatan
pembuatan dan pemasangan kelengkapan fisik bahan pustaka seperti pemasangan
kantong buku, kartu buku, lembar tanggal kembali, serta menyampul buku.
Langkah
keempat adalah shelving, maksudnya
pengaturan koleksi yang dilaksanakan agar pengguna mudah mencari dan menemukan
bahan pustaka. Pengaturan tersebut dengan meletakkan bahan pustaka sesuai
dengan bentuk fisiknya seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka non
buku. Pengaturan tersebut dilaksanakan melalui penyusunan bahan pustaka di
masing-masing rak sesuai dengan jenisnya. Bahan pustaka disusun sesuai call number dengan cara sebagai berikut:
1) Dimulai
dari angka desimal kecil ke desimal besar pada call number yang ditempelkan pada masing-masing punggung buku;
2) Penyusunan
dari kiri ke kanan dalam satu kotak almari, dari atas ke bawah;
3) Diikuti
pengurutan huruf pertama judul buku yang disusun secara alfabetis, kemudian
diurutkan jilid, bagian, dan eksemplar.
Langkah-langkah
ini perlu diperhatikan agar pengolahan bahan pustaka dapat berjalan dengan
efisien. Selain itu dengan memperhatikan langkah-langkah yang telah dipaparkan
akan mempermudah pada saat pencarian bahan pustaka oleh pengunjung
perpustakaan.
2.
Layanan
Pembaca
Menurut
Supriyadi (1986:145) menyatakan bahwa “pelayanan pembaca adalah memberi
pelayanan pada pemakai perpustakaan pada saat menggunakan buku yang disediakan
oleh perpustakaan. Pelayanan pembaca merupakan salah satu pokok dari kegiatan
perpustakaan yang berkaitan dengan tugas-tugas lainnya”. Layanan pembaca
terdiri dari kegiatan pelayanan sirkulasi, layanan referensi, serta layanan
membaca.
Sistem layanan
perpustakaan terbagi menjadi dua yaitu sistem layanan terbuka dan sistem
layanan tertutup (Sumantri, 2006:79). Berikut adalah penjelasan dari jenis
pelayanan perpustakaan tersebut.
a. Layanan
Sirkulasi
Menurut
Bafadal (2011:125) menyatakan bahwa “pelayanan sirkulasi adalah kegiatan
melayani peminjaman dan pengembalian buku-buku perpustakaan sekolah”. Tugas
bagian sirkulasi adalah melayani peserta didik yang meminjam dan mengembalikan
bahan pustaka. Menurut Bafadal (2011:125) “tugas kedua bagian sirkulasi adalah
melayani peserta didik yang akan mengembalikan buku yang telah dipinjamnya.
Buku yang dikembalikan diserahkan kepada bagian sirkulasi. Petugas meneliti
tanggal pengembalian”. Menurut Supriyadi (1986:153) tugas pokok bagian
sirkulasi adalah melayani dan menyelesaikan administrasi peminjaman buku,
melayani dan menyelesaikan administrasi pengembalian buku, serta membuat tata
tertib serta pengumuman-pengumuman tentang yang berhubungan dengan tata tertib
pemakaian ruang baca, peminjaman dan pengembalian buku.
Menurut
Sumantri (2006:79) menyatakan bahwa “sistem layanan perpustakaan terbagi
menjadi dua yaitu sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup”. Menurut
Bafadal (2011:125) “pada perpustakaan sekolah yang menggunakan sistem
peminjaman terbuka peserta didik diperbolehkan mencari dan mengambil sendiri
buku yang dibutuhkan. Jadi pada sistem ini peserta didik masuk ke ruang buku
untuk mencari sendiri dan membawanya ke bagian sirkulasi untuk melakukan peminjaman”.
Menurut Sumanti (2006:79) keuntungan dan kerugian dari penggunaan sistem
layanan terbuka, yaitu memungkinkan banyak pembaca buku yang dibaca, pengguna
perpustakaan akan merasa puas karena memilih sendiri bahan pustaka yang
dikehendaki, pembaca akan terangsang untuk lebih banyak membaca bahan pustaka,
kartu katalog tidak akan cepat rusak. Sedangkan kerugiannya yaitu susunan
koleksi akan menjadi tidak teratur, resiko kehilangan dan rusaknya bahan
pustaka lebih besar, petugas setiap kali mengadakan perapian koleksi bahan
pustaka yang telah dibaca, Sistem layanan yang kedua yaitu sistem layanan
tertutup Kusmintardjo (1992:35) mengemukakan bahwa “pelayanan bersifat tertutup
yaitu sistem pelayanan dimana setiap pemakai tidak boleh masuk ke ruang buku, sedangkan
untuk dipinjam atau dibaca harus menggunakan daftar buku yang disediakan dan
dilayani oleh petugas”. Sehingga dapat disimpulkan, perpustakaan dapat
menggunakan sistem layanan terbuka maupun tertutup sesuai dengan kebutuhan dari
perpustakaan.
Adapun
koleksi yang dapat dipinjamkan menurut Murniaty (2006:27) antara lain buku
pelajaran pokok dan buku bacaan, buku pelajaran pokok setiap peserta didik
dapat meminjam sesuai tingkat kels/masing-masing selama satu semester,
sedangkan buku bacaan maksimal 3 hari dengan 3 bacaan. Kegiatan peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka harus disesuaikan dengan ketentuan yang ada. Apabila
pengguna yang meminjam bahan pustaka melakukan pelanggaran, perpustakaan dapat
memberikan sanksi kepada peminjam.
b. Layanan
Referensi
Menurut Sumarti (2006:83) “pelayanan referensi adalah
suatu jenis kegiatan layanan perpustakaan yang sifatnya berhubungan langsung
dengan murid untuk menemukan informasi yang diperlukan”. Menurut Supriyadi
(1984:144) “pelayanan referensi adalah melayani pertanyaan atau informasi yang
jawabannya dapat dicari dalam buku referensi yang dimiliki oleh setia
perpustakaan”. menurut pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa pelayanan
referensi adalah semua kegiatan yang memberikan informasi kepada pengunjung
perpustakaan mengenai koleksi bahan pustaka.
Menurut Bafadal (2011:134) menyatakan bahwa “prinsip pelayanan informasi
ditujukan untuk memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
pengunjung perpustakaan sekolah yang membutuhkan keterangan-keterangan dan
memberikan petunjuk tentang bahan-bahan tertentu yang tidak mungkin dapat
dilayani oleh bagian sirkulasi”.
c. Layanan
Membaca
Layanan yang
terdapat di perpustakaan dengan menyediakan ruangan khusus bagi pengguna untuk
membaca/belajar yang dilengkapi dengan meja dan kursi baca. Perpustakaan
menumbuhkan minat baca dengan berbagai bacaan yang menarik. Menurut Darmono
(2004:12) terdapat beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kegemaran atau motivasi membaca siswa melalui perpustakaan sekolah antara lain.
Menyediakan buku bacaan yang
diminati siswa yang sesuai dengan tingkat keragaman tingkat perkembangan anak;
Menyediakan perpustakaan siswa sebagai tempat yang menyenangkan bagi siswa
melalui penataan yang bagus dengan pelayanan yang ramah; Membuat promosi dan
kegiatan pengembangan minat dan kegemaran membaca dengan memanfaatkan
perpustakaan sekola; Memberikan tugas tambahan kepada siswa diluar kelas.
Tersedianya waktu bagi siswa untuk berkunjung ke perpustakaan baik secara
perorangan maupun klasikal yang sekaligus merupakan jam belajar di
perpustakaan; Mengintegrasikan perpustakaan ke dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan menjadi sarana dalam pengembangan minat baca yang diprioritaskan
pada pencapaian tujuan sekolah.
d.
Tata
tertib perpustakaan
Perpustakaan
harus memiliki tata tertib, menurut Bafadal (2011:143) “tata tertib ini harus
di buat secara singkat, jelas, dan sederhana sehingga mudah dimengerti oleh
semua pengunjung”. Menurut Bafadal (2011:134) masalah-masalah yang harus
dicantumkan dalam tata tertib meliputi: 1) sifat dan status perpustakaan
sekolah; 2) keanggotaan perpustakaan sekolah; 3) bahan-bahan pustaka yang
tersedia; 4) sanksi dan hukuman bagi pelajar; 5) iuran bagi setiap anggota; 6)
sistem penyelenggaraan dan 7) waktu pelayanan atau jam buka.
Cara
mengumumkan dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, rumusan tata tertib yang
telah dibuat dituliskan dengan baik, indah, bersih dapat dibaca dengan jelas.
Setelah ditulis tempelkan pada tembok yang sekiranya mudah dibaca oleh setiap
pengunjung. Cara kedua adalah setiap anggota baru diberi selembar tata tertib
(Bafadal, 2011:134) . Jadi rumusan tata tertib yang telah dibuat itu diketik
pada kertas sebanyak mungkin. Kertas tata tertib diberikan kepada setiap orang
atau murid yang baru mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan sekolah.
3.
Pemeliharaan
Bahan Pustaka
Pemeliharaan
bahan pustaka merupakan hal yang cukup penting untuk menjaga kondisi bahan
pustaka agartidak cepat rusak. Menurut Sumantri (2006:62) tujuan perawatan
bahan pustaka adalah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan alih
bentuk menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap
mungkin, agar bahan pustaka dapat digunakan secara optimal dalam jangka waktu
cukup lama. Menurut Murniaty (2006:25) tujuan dari pemeliharaan adalah untuk
memperpanjang usia koleksi, kegiatan pemeliharaan meliputi reproduksi,
penjilidan, laminasi, dan melaksanakan penyiangan.
4.
Pengaturan
Ruang Perpustakaan
Menurut Yusuf
dan Suhendar (2007:98) menyatakan bahwa “tata ruang perpustakaan sekolah adalah
pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada di dalamnya seperti perabotan
dan peralatan perpustakaan lainnya”. Menurut Supriyadi (1986:147) ketentuan
tata ruang perpustakaan: Ruang dibuat agar kelihatan jelas bahwa itu suatu
perpustakaan. Cahaya alam diusahakan sebanyak mungkin masuk, sehingga ruang
tidak gelap. Apabila ada jendela kaca, jangan sampai ditutup dengan almari atau rak. Orang diperbolehkan
masuk tanpa merasa dicurigai. Petunjuk-petunjuk tertulis supaya jelas dapat
dibaca, sehingga orang tidak perlu banyak bertanya. Letak mebeler supaya sesuai
dengan keperluan, sehingga orang tidak akan merasa terganggu.
Menurut Yusuf
dan Suhendar (2007:99) yang terpenting dari adanya tata ruang perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut: pintu masuk dan ke luar yang digunakan untuk
lalu lintas pengunjung perpustakaan hanya satu, yakni pintu yang masuk ke
bagian peminjaman. Jika terdapat pintu lain di ruangan perpustakaan tersebut,
gunakan saja sebagai pintu darurat. Meja peminjaman perlu ditempatkan dekat
pintu masuk. Maksudnya adalah selain berfungsi memudahkan pengontrolan lalu
lintas pengunjung juga berfungsi sebagai meja informasi umum. Lemari katalog
ditempatkan di samping atau di depan meja peminjaman, agar dapat memudahkan
petugas untuk memberikan bantuan kepada pengunjung yang menemui kesulitan
penelusuran. Rak-rak buku berada di pinggir, bergandengan dengan dinding
sehingga pengamatan kepadanya dapat dijangkau dari meja peminjaman. Sekitar rak
buku perlu disediakan meja baca atau meja belajar, terutama diperuntukan bagi
mereka yang hanya ingin membaca dan belajar di perpustakaan. Ruang referensi
sebaiknya terpisah dengan ruang koleksi yang dipinjamkan dan sebaiknya
ditempatkan di bagian belakang, sehingga para pembaca lebih tenang. Penempatan
perabot dan peralatan perpustakaan yang lainnya disesuaikan dengan kondisi dan
fungsinya masing-masing.